Ellin Daniel (Part 1)


Aku memang masih muda, tapi aku satu-satunya wanita yang berhasil memecahkan lebih dari 10 kasus. Dua tahun bergabung di Agen 24, komunitas para Detective muda yang diselenggarakan Indonesia sebagai ajang pengembangan bakat The Young Detective. Keterlibatanku dalam Agen 24 hanyalah sekedar pelampiasanku terhadap kedua orangtuaku. Tom Daniel dan Selvy Midah adalah orangtuaku yang selalu menyembunyikan keberadaan keluarga mereka. Sembilan belas tahun aku hanya hidup dengan Ayah dan Ibu tanpa tahu keberadaan keluarga besar mereka. Aku selalu berusaha mencari tahu identitas yang sebenarnya tentang orangtuaku. Tapi mereka selalu menyembunyikannya dengan sempurna. Aku hanya ingin tahu siapa mereka sebenarnya, dimana Nenek, Kakek, Paman, Bibi, Sepupu. Agar jika orangtuaku tiada, aku masih memiliki keluarga.*****"Kau masih memiliki Bibi, tidak sulit mencari dia di New York sana," Tn. Tedi pengacara Ayah memulai percakapan."Bagaimana dengan Ayah?""Dulu dia menyuruhku untuk memberitahukan hal ini.""Kenapa setelah Ayah dan Ibu meninggal?""Entahlah, Bibimu Tery Witch. Seorang model, akan ku berikan alamatnya padamu. Ayahmu ingin mengirimmu ke sana jika dia telah meninggal. Dan sekarang saatnya kau tahu bahwa Tery Witch adalah adik dari Ayahmu."" Bagaimana dengan keluarga Ibuku?"
"Mereka tidak akan menerimamu. Karena mereka sangat membenci Ayahmu."
"Dengan alasan apa?"
"Kau akan tahu setelah bertemu Tery Witch. Kau Agen 24, kau pasti bisa menyelesaikan masalahmu sendiri."
"Kau akan ikut menemaniku? Aku baru mau 19 Tahun 3 bulan lagi."
"Aku tidak bisa meninggalkan Indonesia. Kau anak pintar dan pemberani. Kau pasti bisa. Akan ku urus keberangkatanmu."
***** New York
Akhirnya aku akan bertemu Bibiku. Bahasa Inggrisku memang tidak terlalu lancar, tapi akan kuusahakan, karena mungkin saja aku akan tinggal disini selamanya. Rumah Bibi Tery besar, menandakan bahwa Bibi adalah orang yang lebih dari berkecukupan. Sama saja dengan Ayah, yang menjadikanku seorang milioner muda dengan harta yang dia tinggalkan.
Pintu besar dengan ukiran bunga pun terbuka, seorang nenek muncul memandangiku sesaat.
"Ellin Daniel?"
"Ya."
Nenek itu merangkul tubuhku, ia menyambutku dengan ramah dan mempersilahkan ku masuk. Apa mungkin dia Nenekku?
"Duduklah, tunggu sebentar. Akan ku ambilkan minum untukmu."
"Terimakasih."
Setelah beberapa lama Nenek itu meninggalkanku, muncul perempuan cantik mengenakan mini dress putih. Mungkin dia Bibiku yang seorang model itu.
"Ellin Daniel?"
"Ya aku. Apa kau Tery Witch?"
"Ya. Selamat datang di istanaku Ellin."
Beberapa saat nenek tadi muncul kembali dengan membawa minuman dan beberapa kue. Bibi Tery memperkenalkan nenek tersebut sebagai kepala rumah tangga. Ny. Grace.
"Aku harus pergi dan akan segera kembali, kau tunggu disini. Istirahatlah!"
Bibi Tery pergi bersama seorang pria yang menungguinya di mobil yang terparkir di luar gerbang. Mengapa Bibi Tery dingin sekali padaku, tidak sehangat sambutan Ny. Grace. Tidak ada pelukan dari seorang Bibi yang merindukan keponakannya.
"Aku akan pergi ke dapur, jika kau membutuhkan sesuatu panggil saja aku."
"Baiklah. Terima kasih Ny. Grace."
Dari air mukanya, Ny. Grace seperti mencemaskan aku. Dia seperti ingin menyampaikan sesuatu. Dan apakah Bibi Tery tidak menikah? Mengapa rumah besarnya ini sepi sekali.Malam kian larut, Ny. Grace tidak kelihatan lagi. Aku mulai merasakan takut di rumah ini, mungkin sebaiknya aku keluar untuk sekedar jalan-jalan. Siapa tahu aku bisa bertanya tentang Bibi Tery pada tetangga. "Kau mau kemana Ellin?" Bibi Tery tiba-tiba sudah berada di ambang pintu. "Aku hanya ingin jalan-jalan." "Tidak perlu. Ini sudah malam. Kau tidurlah, masuk ke kamarmu." Ny. Grace muncul bersamaan dengan kedatangan Bibi Tery. Dia sangat tergesa-gesa, seperti tidak ingin membiarkan aku berduaan dengan Bibiku sendiri. "Ikuti aku agar kau sampai di kamarmu!" Aku mengikuti langkah Ny. Grace, kami melewati tangga untuk sampai ke lantai 2. "Apa Bibi Tery mabuk? Kenapa tadi kau meninggalkanku sendirian Ny. Grace?" "Ini kamarmu. Semoga tidurmu nyenyak Ellin." "Apa Bibi Tery mabuk? Apa dia selalu seperti itu?" "Sebaiknya kau tidur sekarang." "Ny. Grace! Jawab aku!" "Tidurlah sekarang Ellin!" Ny. Grace pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaanku. Sebenarnya siapa Bibi Tery? Apa dia benar-benar adik ayahku? Malam ini aku tidak bisa tidur. Otakku berputar memikirkan apa yang terjadi di rumah ini. Ny. Grace seakan menyembunyikan sesuatu. Aku harus tahu kenapa keluarga Ibu membenci Ayah. ****** Pagi ini aku harus berhasil menanyakan tentang Ayah pada Bibi Tery. "Ny. Grace, apa BibiTery belum bangun?" "Dia sudah pergi." "Kapan dia pulang?" "Entahlah. Kau makan saja. Aku harus pergi." "Kau akan meninggalkanku sendirian lagi seperti kemarin? Apa di rumah ini tidak ada orang lain selain aku, kau dan Bibi Tery? Apa Bibi Tery tidak menikah?" "Aku akan meninggalkanmu sendiri agar kau tidak banyak bertanya!" "Ny. Grace kau marah padaku?" "Maafkan aku Ellin, aku hanya..... ah sudahlah," Ny. Grace lagi-lagi meninggalkanku sendiri.Sebenarnya pergi kemana Ny. Grace. Di dapur dan disekeliling rumah ini tak kujumpai Ny. Grace. Ah, lebih baik aku jalan-jalan saja. Akan ku jelajahi tempat tinggalku yang baru ini. Tunggu, tapi aku tak yakin akan betah tinggal bersama Bibi Tery. Bahkan sepertinya dia tidak peduli padaku . Dan sangat diragukan kalau dia benar-benar menyayangiku.Aku pun berjalan meninggalkan rumah Bibi Tery, tidak jauh aku melihat taman yang cukup besar. Aku memilih untuk duduk di bangku kayu yang menghadap ke jalan raya. "Hai, apa kau orang asing?" tiba-tiba seorang bapak duduk di sampingku. Dia tampak rapi dengan kemeja warna putih dan kaca matanya. Aku seperti melihat Tn. Tedi pengacara Ayah. "Aku dari Indonesia. Aku tinggal bersama Bibiku disini. Namaku Ellin Daniel." "Aku Jack Marrow. Senang berkenalan denganmu. Berapa usiamu?" "Sembilan belas. Tn. jack apa kau mengenal Tery Witch?" "Aku tidak kenal, tapi aku tahu dia seorang model terkenal." "Dia Bibiku." "Benarkah? Kau tinggal di rumah mewah itu?" "Ya. Tapi aku tidak suka tinggal disana." "Kenapa?" "Sepertinya Bibiku tak menyukaiku." Akupun menceritakan tentang kehidupanku. Tentang keterlibatanku di Agen 24. Tentang orang tuaku dan pertemuanku dengan Bibi Tery. Entah kenapa aku begitu bersemangat menceritakan kisah hidupku pada Tn. Jack. Orangtuaku saja tidak pernah mau mendengarkan ceritaku. Berbeda dengan Tn. jack yang begitu antusias mendengarkan kisahku. Aku hanya berharap Tn. Jack bukan orang jahat."Mungkin Bibimu belum terbiasa dengan keberadaanmu. Kau tunggu saja." "Tapi aku susah untuk bisa bertemu dengannya. Dia tidak punya waktu untukku." "Kau tau dia seorang model, pasti sibuk. Kau mau main ke rumahku?" "Tidak, terimakasih. Aku harus pulang." "Baiklah. Aku juga harus pulang. Kau lihat rumah yang diseberang sana?" "Cat putih?" "Ya, itu rumahku. Kau boleh main ke sana. Tapi hanya hari libur saja aku ada di rumah." "Kau kerja dimana?" "Rumah sakit. Ini kartu namaku."Aku senang sekali bisa mengenal Tn. Jack. Setidaknnya di kota ini masih ada yang bisa aku ajak bicara. Lebih baik aku segera pulang, siapa tahu Bibi Tery sudah ada di rumah.**"Ny Grace!!! Bibi Tery!!! Apa kalian ada dirumah?" Kenapa tidak ada yang menjawab. Sebenernya kemana Ny. Grace, dia jarang terlihat di rumah ini. Sebenernya mereka ini kenapa, tidak pernah mempedulikan aku.Aku pun mengintari rumah Bibi Tery. Tunggu, itu kan Ny. Grace, sedang apa dia disana? Kenapa aku baru tahu ada rumah kecil di belakang rumah Bibi Tery? Apa mungkin itu kamar Ny. Grace?"Ny. Grace. Apa ini ruanganmu?" "Haaaahh. Kau. Mau apa kau kemari?" Kenapa Ny. Grace begitu ketakutan seperti itu, dia panik dan gugup. "Ny. Grace ada apa di dalam sana?" "Kau tidak perlu tahu! Bibimu akan marah jika kau masuk ke dalam." "Tapi kau membuatku curiga. Kalian semua aneh! Seperti ada yang kalian sembunyikan dariku!" "Jangan lancang kau! Aku tidak seperti yang kau kira. Aku hanya berusaha mengabdikan diri pada Bibimu!" Kudengar ada suara benda bergesek dari dalam ruangan. "Suara apa di dalam?" tanyaku penasaran. "Bukan suara apa-apa!" Jawab Ny. Grace ketus. "Di dalam pasti ada orang! Aku harus masuk!" Aku berusaha menerobos tubuh besar Ny. Grace "Tidak! Percayalah padaku! Jika kau punya hati, ku mohon jangan biarkan Bibimu memecatku hanya karena kau masuk ke dalam!" Ny. Grace sangat memohon padaku. Ada apa sebenarnya di ruangan itu? Tapi aku tidak tega jika Ny. Grace harus diberhentikan karena keegoisanku."Baik. Kali ini aku tidak akan memaksa. Tapi aku Agen 24, profesiku adalah seorang detektif. Aku akan mencari tahu yang sebenarnya." "Semoga kau mengetahui semuanya. Aku akan selalu mendoakanmu." Aku benar-benat tidak habis fikir. Kenapa Ny. Grace begitu takut pada Bibi Tery. Di samping itu aku bisa merasakan, kalau Ny. Grace mengkhawatirkanku.Aku tidak bisa terus-terusan seperti ini. Berkeliaran sendiri di kota ini. Tujuanku ke New York untuk menemui keluargaku, Bibi Tery. Tapi kenapa dia tidak menganggapku ada. Aku tidak akan pulang jika belum mengetahui yang sebenarnya terjadi. Aku harus mencari tahu ada apa di ruangan belakang.***Tidak semudah yang kuduga. Semua pintu terkunci. Dan aku harus membuka beberapa pintu untuk sampai ke ruangan itu. Mudah-mudahan Ny. Grace sudah terlelap. Bukan Agen 24 kalau aku tidak bisa menyelinap seperti penjahat dan membuka pintu-pintu yang terkunci. Aku hampir berhasil membuka pintu ruangan rahasia ini, ya aku berhasil. Oh, Tuhan, ini kamar. Kamar yang besar. Tampak seperti kamar seorang wanita. Apa ini kamar Bibi Tery. Tapi setahuku, kamar Bibi Tery di lantai atas.Siapa yang tidur disana. Seperti perempuan muda. Lebih muda dari Bibi Tery. Ya ampun, ini bukan Bibi Tery, juga bukan Ny. Grace. Mengapa aku sampai tidak tahu ada perempuan muda yang tinggal di rumah ini. Oh, Tuhan, dia tebangun dan melihatku, apa yang harus kulakukan. Tidak, dia tidak seperti manusia biasa. Dia seperti hantu. Kulitnya putih, seperti kapas, tidak ada sedikitpun warna hitam di bagian tubuhnya. Kecuali retina yang berwarna coklat pudar yang hampir tak terlihat. *****







Komentar

Postingan Populer